Thursday, September 4, 2008
Genocide committed in the name of Allah
Genocide committed in the name of Allah: 3,000,000 Bangladeshi Hindus Killed during the Pakistan-Bangladesh war in 1971. From 1894 to 1896 Abdul Hamid, Sultan of the Ottoman Empire, killed 150,000 Armenian Christians. In India, Sikh Guru Tegh Bahadur along with his disciples was burned to death by the Moghul ruler Aurangzeb in 1675. Another Sikh, Bhai Mati Das was sawn into right and left halves while he was still alive. In July 1974, 4,000 Christians living in Cyprus were killed by Fahri Koroturk, president of Turkey and his Islamic army. From 1843 to 1846 10,000 Assyrian Christians including women and children were massacred by the Muslims. From 1915 to 1918 750,000 Assyrians were killed in the name of Islamic Jihad. In 1933 thousands of Assyrian villagers were murdered by the Iraqi soldiers in Northern Iraq. Since 1990 more than 10,000 Kashmiri Hindus have been brutally murdered by Islamic fundamentalists. Over 280,000 Ugandans killed during the reign of Idi Amin from 1971 to 1979. Over 30,000 Mauritanians have been killed by the Islamic dictators since 1960. In 1980, 20,000 Syrians were murdered under the rule of Hafez Al-Assad, President of Syria. Since 1992 120,000 Algerians have been murdered by the Islamic fundamentalist army.
Indonesia
Pembantaian dilakukan atas nama Allah: 3 000 000 Bangladeshi Hindus dibunuh sepanjang perang Pakistan-Bangladesh pada tahun 1971. Dari 1894 hingga 1896 Abdul Hamid, Sultan Kerajaan Ottoman, membunuh 150 000 orang Kristen Armenia. Di India, Guru Sikh Tegh Bahadur bersama dengan para muridnya dibakar sampai mati oleh Moghul yang memerintah di Aurangzeb pada tahun 1675. Seorang Sikh lainnya, Bhai Mati Das digergaji hingga terbelah dua hidup-hidup. Pada bulan Juli 1974, 4 000 orang Kristen yang tinggal di Siprus telah dibunuh oleh Fahri Koroturk, Presiden Turki dengan angkatan perang Islamnya. Dari tahun 1843 hingga 1846, 10 000 orang Asiria Kristen mencakup para perempuan dan anak-anak telah dibantai oleh Muslim. Dari tahun 1915 hingga 1918, 750 000 orang Asiria telah dibunuh atas nama Jihad Islam. Pada tahun 1933, beribu-ribu orang desa Asiria telah dibunuh oleh tentara Irak di daerah Irak Utara. Sejak tahun 1990 lebih dari 10 000 orang Hindu Kashmir telah dibunuh dengan brutal oleh kaum fundamentalis Islam. Lebih dari 280 000 orang Uganda telah dibunuh sepanjang pemerintahan Idi Amin dari tahun 1971 hingga 1979. Lebih dari 30 000 orang Mauritania telah dibunuh oleh diktator Islam sejak tahun 1960. Pada tahun 1980, 20 000 orang Siria telah dibunuh di bawah pemerintahan Hafez Al-Assad, Presiden Siria. Sejak tahun 1992, 120 000 orang Aljazair telah dibunuh oleh kelompok bersenjata fundamentalis Islam.
Prophet not perfect, says Islamic scholar
A LEADING adviser on Islam, Ameer Ali, has attacked Muslims who "blindly" follow their faith and fail to question the veracity of the Koran, saying that even Mohammed had "flaws".
Muslim minds 'closed': Ameer Ali, doctor of economics at Murdoch University in Perth, says the Koran must not be read literally but reinterpreted for today.
The chairman of John Howard's Muslim advisory board yesterday warned that Islamists would continue to breed jihadis unless the Koran was "reinterpreted" for today's society.
He also said mosques were increasingly being used by imams to deliver sermons that were not open to discussion.
Dr Ali said the majority of Muslim clerics had for centuries imposed a "literalist" teaching of Islam, telling their followers that deviating from the written message would ultimately lead to their admission into hell.
"The times are changing and with the change of times, you also have to reinterpret the Koran," he told The Australian.
"Because if you believe that it's a book for all the times and all the nations, then that book must be yielding new meanings.
"There are verses about slavery, and the Koran says you must be kind to the slaves. So are the Muslims saying we must have slavery to be kind?
"The jihadists are interpreting the Koran literally and that's the problem ... Popular Muslims, because of their lack of knowledge about religion, are vulnerable to these sort of teachings."
Dr Ali, who is writing an academic paper entitled "Closing of the Muslim Mind", said even Mohammed was not the "perfect model" as most Muslims believed. Asked if the prophet had character flaws, he said: "Of course - you must look at him as a human being also."
His call for moderation comes 11 days into Ramadan, the holy month that requires Muslims to fast, give to charity and become more spiritually accountable.
His comments came as a French philosophy teacher was forced into hiding after describing the Mohammed as a ruthless warlord and mass murderer. Robert Redeker has been under police protection, moving between secret addresses, since threats against him appeared on Islamist websites last week. His home address was published with calls to murder.
Dr Ali criticised community members for playing victim when Muslims reacted violently against criticism, as after the publication of the Danish cartoons and the recent comments by the Pope.
He said it was time for Muslims to "confront this challenge head-on and look critically at their behaviour and mode of response to alleged blasphemy".
Dr Ali called for Hezbollah to be removed from the Government's terror organisations list two months ago, saying they were freedom fighters defending their country against Israeli invasion.
The former president of the Australian Federation of Islamic Councils said there were sections of the Koran that were relevant to "everybody at every time".
But he said people needed to read into the scripture and not merely accept it as the final word.
Dr Ali - who heads the Muslim Community Reference Group set up last year following the London bombings to improve communication channels between the federal Government and Australia's 300,000 Muslims - labelled the idea of going to hell for questioning the Koran a "load of rubbish".
"Because we cannot decide who's going to go to hell and who's going to go to heaven - that's left to the creator," he said.
Dr Ali criticised Muslims who react violently towards any depictions of Mohammed while aspiring to emulate his ways.
"True, Islam prohibits any drawing or a statue to be carved out representing the figure of the prophet. Still, it has not prevented the Muslims from imitating the physical features of Mohammed," he said.
Dr Ali said it was "ridiculous" that some Muslims believed God would judge them on the "length of (their) beard". He said Muslims would be judged on their "character, their knowledge, their contribution to society".
He said young Muslim Australians were slowly becoming more inquisitive about their faith. "Therefore they are going to ask questions when they grow up and that's a healthy trend," he said.
http://www.theaustralian.news.com.au/
Thursday, March 20, 2008
Melawan Kebohongan Sejarah
Mana yang Anda percayai, orang pertama, orang yang yang hadir dan menjadi saksi ketika kecelakaan tersebut terjadi?
Atau yang kedua, orang yang datang kemudian dan mendengar dari kisah orang-orang yang hadir dan lalu menceritakannya kembali dengan tambahan di sana sini?
Anda pasti akan memilih yang pertama bukan?
Begitu pula dalam melawan kebohongan sejarah, karena banyak sejarah telah dimanipulasi, dalam memilih sejarah harus berpegang kepada sumber yang disampaikan orang pertama, seperti ketika memilih mempercayai sumber yang benar dari sebuah peristiwa kecelakaan.
Siapapun harus dituntut kritis dalam mempercayai sejarah.
Dzulqarnain atau Aleksander Agung
Dalam al Qur’an dituliskan kisah ’Si Tanduk Dua’, Dzulqarnain dengan Ya’juj dan Ma’juj (lih. Al Khafi 18:82-101), ini merupakan kisah dari Dzulqarnain, sebutan Muhammad terhadap Aleksander Agung. Aleksander Agung adalah seorang Makedonia yang pada masa itu masih mempercayai agama nenek moyangnya, dan bukan penganut agama monoteis atau agama Samawi, agama langit, seperti Yahudi Kristen Islam. Tetapi al Qur’an menyebut Dzulqarnain atau Aleksander Agung seorang Muslim.
Haman
Haman berdasarkan kenyataan sejarah adalah seorang menteri Ahasueros (Xerxes I), raja Media-Persia. Al Qur’an dalam kasus ini tidak saja salah menyebutkan tempat kejadian, tetapi juga salah menyebutkan waktu kejadian (1 000 tahun lebih lamanya).
Surat Al Mu’min menempatkan Haman ribuan tahun lebih awal, sebagai menteri Fir’aun di Mesir, berada dalam satu jaman dengan Musa: “kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun; maka mereka berkata: “(ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (Qur’an 40: 24)
Surat Al Qashash: “… Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (Qur’an 28:8)
“Dan berkata Fir’aun:… Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat…” (Qur’an 28:8)
Tempat Kelahiran Yesus atau Isa
Al Qur’an menempatkan bahwa tempat kelahiran Yesus atau Isa di bawah pohon Kurma.
Surat Maryam: “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma…” (Qur’an 19:23)
Pernyataan al Qur’an ini bertentangan dengan sumber sejarah bahwa Yesus atau Isa dilahirkan di Bethlehem.
Maria atau Maryam adalah saudara Harun
Maria atau Maryam ibu Isa atau Yesus disebutkan sebagai saudara Harun, dan sebagai anak dari ayah Harun yaitu Imran (dalam bahasa Ibrani disebut Amram).
Muhammad dibingungkan dengan Maria pada jaman Israel keluar dari Mesir dan Maria ibu Yesus, padahal keduanya hidup pada jaman yang berbeda dalam jangka waktu ribuan tahun!!!
Surat Maryam: “Hai saudara perempuan Harun…”. (Qur’an 19:28)
Lahir dan Matinya Muhammad
Intelektual Muslim menyebutkan bahwa Muhammad lahir sekitar tahun 570 Masehi, walaupun persoalan tanggap persisnya tidak ada yang sepakat. Ibnu Ishaq, Abdul Malik, ibnu Jarir, ibnu Khaldun, dll, menyatakan bahwa Muhammad lahir pada hari Senin, tanggal 12 Rabiulawal pada tahun gajah, yang katanya bahwa tanggal lahirnya sama dengan tanggal matinya. Seandainya tahun Gajah adalah 52 Sebelum Hijriah, maka Muhammad lahir tanggal 11 April 572 Masehi. Tanggal lain menyebutkan Muhammad lahir tanggal 9 Rabiulawal; lainnya tanggal 17 Rabiulawal.
Tanggal mati Muhammad juga bermasalah. Ada yang tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah, karena berhubungan 6 Juni 632 Masehi, dikatakan Muhammad mati pada hari Senin. Ibn Jarir menyebutkan tanggal 1 Rabiulawal, sementara ibnu Hajar menyebutkan tanggal 2 Rabiulawal.
Al Quran tidak dibuat Muhammad antara lahir dan matinya, tetapi diceritakan pada masa Muhammad masih hidup.
Berdasarkan sumber hari lahir dan matinya, menunjukkan bahwa Muhammad lahir 2000 tahun setelah Musa, dan 500 tahun setelah Yesus atau Isa.
Muhammad dan al Quran
Yesus lahir 3 Sebelum Masehi dan meninggal 30 Masehi. Yesus memiliki murid-murid dan mereka berhubungan dengan Yesus, dan pengalaman berhubungan dengan Yesus ini menjadi sumber penulisan dalam Injil.
Yesus sendiri dibesarkan dalam masyarakat Israel dan mengenal benar kehidupan orang Israel dan agama Yahudi.
Pengalaman Yesus tidak dialami Muhammad, dan pengalaman murid-murid Yesus merupakan saksi langsung tentang siapa Yesus. Hal ini tidak dialami Muhammad.
Muhammad yang lahir sekitar tahun 570 Masehi menunjukkan bahwa Muhammad bukanlah saksi atas kehidupan Yesus atau Isa, dan tidak memiliki pengalaman langsung dengan Yesus atau Isa, sungguh berbeda dengan yang dialami murid Yesus atau Isa.
Seperti dalam kisah perumpamaan tentang kecelakaan yang disebutkan tadi, ini menunjukkan Muhammad hanyalah seorang orang yang datang kemudian dan mendengar dari kisah orang-orang yang hadir dan lalu menceritakannya kembali.
Muhammad tidak mengenal siapa Musa, Haman, Dzulqarnain atau Aleksander Agung, dan Yesus. Muhammad bukanlah orang yang hidup satu jaman dengan mereka: Musa, Haman, Dzulqarnain atau Aleksander Agung, dan Yesus.
Muhammad adalah Pembohong Besar!!!
Wednesday, September 26, 2007
Muhammad and the month of Ramadan
Mansour Fahmy in his a thesis on the Women's Place in Islam, in which questioned why the prophet Mohammed excludes himself from the rules he sets for everyone else, such as being seen kissing his favorite wife during the fast of the holy month of Ramadan.***
Indonesia
Mansour Fahmy dalam tesis tentang Women's Place in Islam (Kedudukan Perempuan dalam Islam), mempersoalkan alasan nabi Muhammad meniadakan dirinya dari peraturan-peraturan yang ditetapkannya untuk setiap orang, seperti dilihat berciuman dengan isteri kesayangannya selama bulan suci Ramadan. ***
Diambil dari New Secularism in the Arab World.
Mikraj
Muhammad is believed by Islamists to have begun his nocturnal journey to the Temple Mount, Al-Aqsa Mosque in Jerusalem. Islamists celebrate this and called this Mikraj.
What the Islamists believe is out of context history and bury the fact or Islamists always fool and stupid indeed. Muhammad did his journey on his life on 6th century. The fact and history say the Temple Mount was destroyed Titus as a result of the First Jewish-Roman War (66-73). Titus sacked Jerusalem and destroyed the Temple Mount, and leaving only supporting walls, including the Western Wall.
On the site where Muhammad is believed by Islamists to have begun his nocturnal journey there was not Temple Mount neither Al-Aqsa Mosque.
Islam spread rotten lies about the history of Temple Mount and Al-Aqsa Mosque.***
Indonesia
Muhammad diyakini penganut Islam melakukan perjalanan di tengah malam ke Bait’ullah, Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem. Penganut Islam merayakannya dan menyebutnya Mikraj.
Keyakinan Islam ini bertentangan dengan sejarah dan mengubur kenyataan atau memang penganut Islam sungguh bodoh dan tolol. Muhammad melakukan perjalanannya ketika hidup pada abad VI. Kenyataan dan sejarah mengatakan Bait’ullah dihancurkan Titus sebagai akibat Perang Yahudi-Romawi (66-73). Titus mengepung Yerusalem dan menghancurkan Bait’ullah, dan hanya menyisakan tembok penopangnya, termasuk Tembok Barat.
Di tempat Muhammad tersebut diyakini penganut Islam telah melakukan perjalanan di tengah malam tidak ada Bait’ullah maupun Mesjid Al-Aqsa.
Islam menyebarkan kebohongan busuknya tentang sejarah Bait’ullah dan Mesjid Al-Aqsa.***
Sunday, September 16, 2007
Budha dan Muhammad
Budha dikenal sebagai pertapa yang kemudian mengajarkan orang-orang supaya berbuat baik dan hidup sempurna. Sebelum menjadi pertapa dan dikenal sebagai Budha, dia adalah seorang pangeran bernama Sidharta Gautama.
Ketika mengandung Sidharta Gautama, ibunya bermimpi bahwa anak dalam kandungannya kelak menjadi orang besar, tokoh, di dunia.
Mimpi itu menjadi kenyataan… Sidharta Gautama suatu ketika keluar istana, dan melihat penderitaan orang-orang: tua, sakit, dan menderita. Sidharta Gautama terusik dengan melihat penderitaan. Lalu Sidharta Gautama mencari cara supaya penderitaan orang-orang berkurang.
Sidharta Gautama pergi dari istana, memilih hidup menjadi pertapa, bukannya menjadi pangeran. Dalam menjalani hidup bertapa, akhirnya Sidharta Gautama menemukan bahwa berbuat baik dan hidup sempurna merupakan cara mengurangi penderitaan. Penemuan ini merupakan Pencerahan, sehingga Sidharta Gautama disebut sebagai orang yang menemukan Pencerahan, atau Budha.
Dalam menjalani hidup bertapa sehingga memperoleh penemuan ini, Sidharta Gautama tidak menyebutkan adanya allah, tuhan, untuk mendorong orang berbuat baik dan hidup sempurna.
Lain lagi dengan Muhammad.
Muhammad adalah seorang yang dikenal sebagai nabi, utusan allah. Muhammad memang menyebut diri demikian.
Sebagai nabi, utusan allah, sudah pasti Muhammad melakukan perbuatan yang sesuai kehendak allah, suatu perbuatan suci.
Inilah contoh ajaran suci Muhammad:
Dikisahkan Jabir bin 'Abdullah: Ketika aku menikah, Rasullah bersabda kepadaku, perempuan macam apa yang kamu nikahi? Aku menjawab, aku menikahi seorang janda muda? Beliau bersabda, Mengapa kamu tidak bernafsu pada para perawan dan memanjakannya? Jabir juga berkisah: Rasullah bersabda, mengapa kamu tidak menikahi seorang perawan muda sehingga kamu dapat memuaskan nafsumu dengannya dan dia denganmu?
Hadits Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 17.
A'isyah (Allah dibuatnya bahagia) diceritakan bahwa Rasullah (semoga damai sejahtera atas beliau) dinikahi ketika usianya tujuh tahun, dan diambilnya untuk rumahnya sebagai pengantin ketika dia sembilan tahun, dan bonekanya masih bersamanya; dan ketika beliau (Nabi Yang Kudus) mampus usianya delapan belas tahun.
Kitab Sahih Muslim 8, Pasal 3311.
Dikisahkan A'isyah: bahwa Nabi menikahinya ketika dia berusia enam tahun dan menikmati pernikahannya ketika berusia sembilan tahun. Hisham berkata: Aku telah menceritakan bahwa A'isyah menghabiskan waktunya dengan Nabi selama sembilan tahun (yaitu hingga kematiannya).
Bukhari Vol.7, Kitab 62, Pasal 65.
Muhammad telah bernasu birahi kepada anak berusia enam tahun. Apa yang tersimpan di dalam otak Muhammad? Apa pikiran mesum nabi merupakan perbuatan suci? Seorang anak kecil Muhammad nodai dalam nama allah. Dalam ilmu psikologi moderen, yang dilakukan Muhammad disebut pedofilia, dan seorang yang melakukan pedofilia dapat dikenakan sanksi hukuman mati, karena telah merampas masa depan anak-anak, dan membuat anak-anak menderita trauma kejiwaan.
Selain itu, Muhammad juga berkali melakukan pembunuhan, pembantaian, yang semua dilakukan dalam nama allah. Bahkan di Khaibar, memerintahkan memenggal 700 orang lelaki Yahudi.
Ada perbedaan jelas antara Budha dan Muhammad.
Muhammad adalah seorang nabi, utusan allah, tetapi pikirannya mesum, dan perbuatannya keji. Hal ini menunjukkan bahwa Muhammad adalah seorangbusuk yang bersembunyi di balik nama allah supaya pikiran dan perbuatannya dianggap benar.
Berbeda dengan Budha, mendorong orang berbuat baik dan hidup sempurna, tetapi tidak menyebut diri nabi, utusan allah.
Karena itu jangan heran, banyak pengikut Muhammad melakukan kekejian, kejahatan, dengan bersembunyi di balik nama allah. Mereka hanya bertindak sesuai dengan yang pernah nabi mereka lakukan semasa hidupnya.
Kekejian, kejahatan, dengan bersembunyi di balik nama allah yang Muhammad lakukan menunjukkan bahwa allah, tuhan Muhammad adalah palsu!!!