Thursday, March 20, 2008

Melawan Kebohongan Sejarah



Ketika ada sebuah kecelakaan terjadi di jalan dan Anda berkeinginan mengetahui kebenaran tentang bagaimana kecelakaan terjadi, kepada siapa Anda akan bertanya? Kepada orang yang hadir dan menjadi saksi ketika kecelakaan tersebut terjadi atau kepada orang yang datang kemudian dan mendengar dari kisah orang-orang yang hadir dan lalu menceritakannya kembali, dengan tambahan di sana sini dalam ceritanya yang pasti.

Mana yang Anda percayai, orang pertama, orang yang yang hadir dan menjadi saksi ketika kecelakaan tersebut terjadi?

Atau yang kedua, orang yang datang kemudian dan mendengar dari kisah orang-orang yang hadir dan lalu menceritakannya kembali dengan tambahan di sana sini?

Anda pasti akan memilih yang pertama bukan?

Begitu pula dalam melawan kebohongan sejarah, karena banyak sejarah telah dimanipulasi, dalam memilih sejarah harus berpegang kepada sumber yang disampaikan orang pertama, seperti ketika memilih mempercayai sumber yang benar dari sebuah peristiwa kecelakaan.

Siapapun harus dituntut kritis dalam mempercayai sejarah.


Dzulqarnain atau Aleksander Agung

Dalam al Qur’an dituliskan kisah ’Si Tanduk Dua’, Dzulqarnain dengan Ya’juj dan Ma’juj (lih. Al Khafi 18:82-101), ini merupakan kisah dari Dzulqarnain, sebutan Muhammad terhadap Aleksander Agung. Aleksander Agung adalah seorang Makedonia yang pada masa itu masih mempercayai agama nenek moyangnya, dan bukan penganut agama monoteis atau agama Samawi, agama langit, seperti Yahudi Kristen Islam. Tetapi al Qur’an menyebut Dzulqarnain atau Aleksander Agung seorang Muslim.


Haman

Haman berdasarkan kenyataan sejarah adalah seorang menteri Ahasueros (Xerxes I), raja Media-Persia. Al Qur’an dalam kasus ini tidak saja salah menyebutkan tempat kejadian, tetapi juga salah menyebutkan waktu kejadian (1 000 tahun lebih lamanya).

Surat Al Mu’min menempatkan Haman ribuan tahun lebih awal, sebagai menteri Fir’aun di Mesir, berada dalam satu jaman dengan Musa: “kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun; maka mereka berkata: “(ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (Qur’an 40: 24)

Surat Al Qashash: “… Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” (Qur’an 28:8)

“Dan berkata Fir’aun:… Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat…” (Qur’an 28:8)


Tempat Kelahiran Yesus atau Isa

Al Qur’an menempatkan bahwa tempat kelahiran Yesus atau Isa di bawah pohon Kurma.

Surat Maryam: “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma…” (Qur’an 19:23)

Pernyataan al Qur’an ini bertentangan dengan sumber sejarah bahwa Yesus atau Isa dilahirkan di Bethlehem.


Maria atau Maryam adalah saudara Harun

Maria atau Maryam ibu Isa atau Yesus disebutkan sebagai saudara Harun, dan sebagai anak dari ayah Harun yaitu Imran (dalam bahasa Ibrani disebut Amram).

Muhammad dibingungkan dengan Maria pada jaman Israel keluar dari Mesir dan Maria ibu Yesus, padahal keduanya hidup pada jaman yang berbeda dalam jangka waktu ribuan tahun!!!

Surat Maryam: “Hai saudara perempuan Harun…”. (Qur’an 19:28)


Lahir dan Matinya Muhammad

Intelektual Muslim menyebutkan bahwa Muhammad lahir sekitar tahun 570 Masehi, walaupun persoalan tanggap persisnya tidak ada yang sepakat. Ibnu Ishaq, Abdul Malik, ibnu Jarir, ibnu Khaldun, dll, menyatakan bahwa Muhammad lahir pada hari Senin, tanggal 12 Rabiulawal pada tahun gajah, yang katanya bahwa tanggal lahirnya sama dengan tanggal matinya. Seandainya tahun Gajah adalah 52 Sebelum Hijriah, maka Muhammad lahir tanggal 11 April 572 Masehi. Tanggal lain menyebutkan Muhammad lahir tanggal 9 Rabiulawal; lainnya tanggal 17 Rabiulawal.

Tanggal mati Muhammad juga bermasalah. Ada yang tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah, karena berhubungan 6 Juni 632 Masehi, dikatakan Muhammad mati pada hari Senin. Ibn Jarir menyebutkan tanggal 1 Rabiulawal, sementara ibnu Hajar menyebutkan tanggal 2 Rabiulawal.

Al Quran tidak dibuat Muhammad antara lahir dan matinya, tetapi diceritakan pada masa Muhammad masih hidup.

Berdasarkan sumber hari lahir dan matinya, menunjukkan bahwa Muhammad lahir 2000 tahun setelah Musa, dan 500 tahun setelah Yesus atau Isa.


Muhammad dan al Quran

Yesus lahir 3 Sebelum Masehi dan meninggal 30 Masehi. Yesus memiliki murid-murid dan mereka berhubungan dengan Yesus, dan pengalaman berhubungan dengan Yesus ini menjadi sumber penulisan dalam Injil.

Yesus sendiri dibesarkan dalam masyarakat Israel dan mengenal benar kehidupan orang Israel dan agama Yahudi.

Pengalaman Yesus tidak dialami Muhammad, dan pengalaman murid-murid Yesus merupakan saksi langsung tentang siapa Yesus. Hal ini tidak dialami Muhammad.

Muhammad yang lahir sekitar tahun 570 Masehi menunjukkan bahwa Muhammad bukanlah saksi atas kehidupan Yesus atau Isa, dan tidak memiliki pengalaman langsung dengan Yesus atau Isa, sungguh berbeda dengan yang dialami murid Yesus atau Isa.

Al Qur’an tidak dapat memberikan bukti mengenai sejarah Al Kitab, dan sejarah dunia. Al Qur’an memuat banyak kesalahan, termasuk kesalahan besarnya menyebut Dzulqarnain atau Aleksander Agung seorang Muslim.

Seperti dalam kisah perumpamaan tentang kecelakaan yang disebutkan tadi, ini menunjukkan Muhammad hanyalah seorang orang yang datang kemudian dan mendengar dari kisah orang-orang yang hadir dan lalu menceritakannya kembali.

Muhammad tidak mengenal siapa Musa, Haman, Dzulqarnain atau Aleksander Agung, dan Yesus. Muhammad bukanlah orang yang hidup satu jaman dengan mereka: Musa, Haman, Dzulqarnain atau Aleksander Agung, dan Yesus.

Muhammad adalah Pembohong Besar!!!